Sabtu, 02 Mei 2020

BILIK SUARA

Halaman ini kami dedikasikan untuk Putra-Putri LOOCALISM dengan type OC dan AU. Di halaman ini, nantinya kalian bisa melihat beberapa kegiatan literate yang dilakukan oleh bapak, biyung, dan juga anak-anak Loocalism. Jadi, tidak perlu heran jika nantinya kalian akan disuguhi hal-hal berbau literate atau kepenulisan.

49 komentar:

  1. Balasan
    1. pagi ini netraku menilik ke luar rumah, aroma ranum udara pagi masuk melalui indra penciuman sembari lengan membuka kedua pintu mempersilahkan pancaran sinar sang mentari masuk melewatinya. "semuanya ayo bangun dahulu! sini berjemur sama biyung biar seger badan kalian!" tuturku berteriak, memanggil anak-anak yang beberapa dari mereka mungkin masih terlelap.

      Hapus
    2. Hosana berjengit, rungunya menangkap gelombang suara yang dikeluarkan Nadine. Lengkung sabit terbit di wajah ayunya. Kakinya menopang, menyangga tubuhnya untuk berdiri, melangkahkan kakinya meniti jalan menuju terik matahari pagi. "Iya, sebentar," ucapnya. Menatap netra kecoklatan Nadine yang terkena cahaya mentari.

      Hapus
    3. kembali manikku menatap hosana yang sedang melangkah ke arahku. "sini-sini kemari! pagi ini hosana sudah sarapan belum?" tanyaku pada hosana yang kini melekungkan senyuman terapik miliknya.

      Hapus
    4. "Sudah." Wajahnya tetap terhias senyum apik, lantas mendaratkan tubuhnya di samping Nadine. Hembusan angin menerpa helai rambut tergerainya, membuat berantakan yang dihadiahi tawa oleh keduanya.

      Hapus
    5. Seiko tengah tersenyum lebar. Netranya sibuk mengamati bunga-bunga yang mekar disinari cerahnya mentari pagi ini. Tangannya terulur untuk memetik satu tangkai bunga mawar. Tiba-tiba terdengar suara panggilan sehingga tak sengaja hal tersebut melukai jemarinya karena kurang fokus. "Aw," jeritnya refleks.

      Hapus
    6. aku terkesiap mendengar suara mbak iko yang berteriak, memekikkan kuping sekali. langkahku dengan tergopoh berpindah. "mbak iko? mbak iko gak apa-apa? ayo masuk diobatin dulu luka goresnya?" tawarku pada mbak iko.

      Hapus
    7. Seiko tersenyum kikuk sembari memandang Nadine. Kemudian ia mengangguk mengiyakan. "Kamu ke sana aja duluan, Nad. Biar ku obati sendiri. Ini cuma kegores sedikit kok," ujarnya pelan.

      Hapus
    8. lengkung rupaku tergurat. "mbak nanti kalau ada apa-apa lagi bilang ya? kalau nggak sakit ayo pimpin kita semuanya senam pagi!" ajakku pada mbak iko dengan suara yang penuh semangat.

      Hapus
    9. hendaru tergugah, namun raganya masih tertarik kuat di atas ranjang. tangannya terulur mengambil gawainya, netranya yang masih mengerjap berusaha membaca beberapa notifikasi yang ia dapat, setelah itu kembali meringkuk di bawah hangatnya selimut.

      Hapus
    10. kedua manikku terarah pada hendaru balkon kamar hendaru, dari bawah terlihat si adam sibuk bermain gawai. "daruu! kamu tegur sam di ruang makan ya! bilang ke anaknya buat jangan nyolong-nyolong makan indomie!" pekikku pada hendaru.

      Hapus
    11. Nadineraa hanya bisa melihat dengan tatapan kosong seperti anak kecil yang hilang di tengah kerumunan banyak orang.

      Hapus
    12. samuel yang sedang berada di ruang makan merasa terpanggil. “mbak, sam udah ga pengen indomie! udah ganti!” jawabnya

      Hapus
    13. Hosana memandang ke arah sang Biyung dari kejauhan. Ingin bertanya, namun enggan berteriak.

      Hapus
    14. dan daffer hanyalah menonton sembari menikmati hidup di pagi hari.

      Hapus
    15. Rize hanya menatap langit dengan kondisi lapar.

      Hapus
    16. kepalaku tergerak menoleh ke arah hosana. melihat sang gadis sedang dalam perasaan baik. "kamu ajak nadineraa keluar juga ya? biar anaknya nggak melamun meratapi nasib di depan pintu?" titahku pada hosana.

      Hapus
    17. “Kenapa gak makan aja daritadi?” Rize bertanya pada batinnya. Dia pergi berjalan ke dapur untuk membuat sebungkus mie instan.

      Hapus
    18. hendaru yang mendengar titah biyung nadine akhirnya memutuskan untuk bangkit dari ranjangnya, kemudian turun ke ruang makan, mencari sosok yang dimaksud. "ayo, sam, ga boleh mi terus, katanya puasa," omelnya pelan.

      Hapus
    19. kembali aku melangkahkan kaki ke arah rumah, menjejakkan tapak menuju ke ruang makan. "heh! kamu nggak ingat ya kalau lagi puasa? sana berjemur di luar bareng-bareng sama yang lain!" sergahku gemas pada samuel sembari jemari bergerak menyentil pangkal hidung miliknya.

      Hapus
    20. samuel melihat rize sedang menuju ruang makan, matanya melirik mie instan yang tinggal satu-satunya itu. dengan cepat, samuel mengamankan mie instan dari tangan rize. “ini persediaan saya buat buka puasa nanti!” omel samuel.

      Hapus
    21. “gendong biyung...” pinta samuel

      Hapus
    22. aku kebingungan melihat rize dan samuel. sembari menggelengkan kepala aku menutur, "rize sama samuel jangan ribut pagi-pagi begini! rize sarapan dulu ya? sam kamu ngapain minta biyung gendong!?"

      Hapus
    23. Rize dengan cepat menoleh ke arah sumber suara. Gawat, dia gagal membuat mie instan dalam stealth mode. “Tapi kan aku lapar,” ucap Rize sembari memegang perutnya yang keroncongan.

      Hapus
    24. Anggukan pelan ia berikan. Ia kembali melangkahkan kaki ke dalam rumah. "Nadineraa, dek... Ayo keluar, berjemur sama mbak," ucapnya setengah berteriak.

      Hapus
    25. aku mengangkat alis menyeringai. "ya sudah deh kalau mbak iko gak mau! hendaru ayo habisini kamu pimpin senam paginya yaa!" ucapku penuh semangat pada hendaru, yang saat ini rupanya masih dalam keadaan bantal sekali.

      Hapus
    26. “ASIKKKK, tengkis biyung!” Mata Rize langsung berbinar-binar mendengar kalimat yang diucapkan Biyung Nadine. Dia pun melanjutkan mengisi panci dengan air untuk merebus mie.

      Hapus
    27. tersadar akan kakaknya memanggilnya, ia pun bangkit dari tempat tidurnya. "ayoooo, mbak. ini cuman kita berdua?" tanya nadineraa.

      Hapus
    28. samuel melirik rize. “bikin telor atau apa gitu, ini mie instan kecintaan saya jangan diembat riz,” ucap sam sembari menciumi bungkus mie instannya.

      Hapus
    29. Gelengan pelan dari Hosana. "Ndak, ada banyak yang lain. Sama biyung juga. Ayo," balasnya. Kakinya melangkah mendahului sang adik.

      Hapus
    30. “Ya makanya beli lagi! Sebungkus mie ini punyaku sekarang," jawab Rize. Dia menatap Sam dengan tatapan 'miring' karena tingkah anehnya tadi.

      Hapus
    31. aku bergelak melihat samuel yang kini sibuk mencium sebungkus indomie goreng terakhir yang ada di almari simpanan. "nanti sore kamu pergi lagi saja ke super market mie yang itu kasihin ke rize. anaknya belum sarapan?!" titahku pada samuel.

      Hapus
    32. Kini jemari Seiko telah terbalut rapi oleh plaster. Kemudian ia berjalan untuk kembali ke depan. Namun, Seiko tak kuat menahan tawa tatkala berjalan melewati ruang tengah karena kelakuan Sam. "Kamu ngapain sih, Sam? Hahaha," tanyanya spontan sembari masih tertawa kencang.

      Hapus
    33. Sekali lagi, Sam kena skakmat oleh Biyung Nadine. Rize hanya tertawa kecil sambil diam-diam mengejek Sam dibelakang Biyung Nadine.

      Hapus
    34. “loh biyung, tapi bungkus indomienya udah kena iler sam,” ucap sam sambil menatap indomienya.

      Hapus
    35. "yehee." nadineraa berteriak riang, ia pun melangkah menyusul hosana. merasa mulutnya gatal untuk berbicara, gadis itu berseru, "mbak, sam diajak dong. kayanya dia mau jadi ikan asin biar dijadikan lauk indomie." nadineraa menunjuk sam yang tengah jongkok merenungkan indomie nya.

      Hapus
    36. Hosana yang melewati ruang tengah untuk kembali keluar, netra dan rungunya menangkap pertikaian kecil antar Sam dan Rize. Kekeh pelan mengudara. "Masih pagi, kalian udah ribut aja."

      Hapus
    37. "simulasi jadi petinju itu, mbak," sahut nadineraa.

      Hapus
    38. aku tersenyum lembut menengok anak-anak yang kepalang ramai pagi ini. "iya tuh sam? mending kamu jadi ikan asin dulu sama nadinera dan cici hosana. daripada ribut-ribut begini ngilerin mie orang?!" kataku membalas ucapan sam yang sibuk memandangi indomie rize.

      Hapus
    39. “bau iler, masih mau?” tanya sam dengan tatapan polos tidak berdosa kepada rize.

      Hapus
    40. Rize melanjutkan proses sakralnya (merebus mie). Sementara air dalam panci dipanaskan, tampak Mbak Hosana yang heran juga dengan perdebatan kecil Rize dan Sam untuk memperebutkan mie instan. Bungkus mie yang habis dicium Sam langsung dibuka Rize. “Yang penting mienya ga kena iler!”

      Hapus
    41. “indomie yang itu bolong riz bungkusnya!” teriak sam yang masih berjongkok meratapi indomienya yang berhasil dirampas. “itu bekas lipstik saya kemaren malam nempel juga di bungkusnya!”

      Hapus
    42. "Sam, ayo berjemur bareng." Ia berujar, senyum tipis senantiasa menghiasi wajahnya. "Nanti dibelikan makanan, dibayarin. Ayo!" Tawaran ia berikan kepada Sam, dalam hati mengamini semoga remaja lelaki yang satu itu menurut.

      Hapus
    43. "ini apa nggak ada yang mau mimpin senam pagi!? biar ambyar pakai lagu dangdut yang semangat nih biyung sudah siapkan!" ucapku pada mereka, sembari jemariku memegangi remot dari pengeras suara yang sudah disiapkan di depan pintu rumah.

      Hapus
    44. “nah gini dong, sam ikut ya mbak.” sam menerima tawaran mbak hosana sambil nyengir, memperlihatkan deretan gigi-giginya. “jangan php ya mbak,” lanjut sam.

      Hapus
    45. nadineraa sudah tidak tahan dengan perilaku sam yang mengadi-ngadi. "sudah cukup!! hentikan!!!" ingin rasanya gadis itu mengeluarkan air mata.

      Hapus
    46. "Iyaaa, ndak bakalan," balasnya. Tangannya menarik pelan tangan Sam, melangkahkan kakinya keluar, menghampiri keramaian.

      Hapus
    47. “itu lipstik punya riesea mbak, semalem saya iseng iseng coba, lihat nih bibir saya,” jawab sam sambil memonyongkan bibirnya, agar nadineraa dapat melihat jelas warna merah pada bibir sam.

      Hapus
    48. aku bergidik ngeri melihat samuel memajukan bibir yang penuh lipstik berwarna merah muda itu. "hih! ini anak kerjaannya ngerusuh doang apa gimana sih!?" tuturku gemas, lalu mencubit pipi samuel.

      Hapus